Lupa
: dan akhirnya
teruntuk Aliyah
Oleh : Salahuddin
Kau pergi dan lupa menitip matamu dipintu ruangku
Kau pergi tak bawa serta
namamu
hingga kusimpan kau dicelah buku
tulisku
diingatanku, wangimu masih setia bersamaku
bersama sajak-sajakku.
Tinambung 18.05.2008
Wanita
: sajak untuk Ayya)
Oleh : Salahuddin
“wanita itu cantik tapi tidak semuanya”, katamu
kau wanita
kau indah,
tapi
kau cantik,
tapi
kau menarik,
tapi
aku suka wanita
tapi wanita yang indah,
tanpa tapi
wanita yang cantik,
tanpa tapi
wanita yang menarik,
tanpa tapi
aku suka wanita, tapi bukan kau atau mungkin juga kau
sebab kau wanita
“aku ingin jadi wanita tanpa tapi”,
ucapamu pelan
Tinambung 09-05-2008
Kata-Kata
Oleh : Salahuddin
Pagi dingin
Matahari hilang,
Hujan, pagi betul ia datang
Lengang.
Katakata tak tampak sepagi itu
Terbaring, pulas.
Matahari muncul
Mendung pergi
Katakata bangkit, lalu ;
Bercerita
Beryanyi
Berteriak
Menangis
Tertawa
Berpuisi
Dan ada juga yang masih tidur.
Namamu juga ada dipagi itu
Ia sedang bersama katakata; “aku cinta kamu”
Tinambung 09-05-2008
Saeyyang Pattu’du’
Oleh : Salahuddin
Aku kagum
kau berjingkrak dalam tabuh rawana
Indah
Menari dalam
lempar kalinda’da’
Dalam tembang
sang penabuh
Dalam kekar sang passarung
Oi...!!! Saeyyang pattu’du’...!
Jelmakan aku jadi
passarung
Agar pessawemu sang dewi mandar
Dapat kujaga dalam tabuhan-tabuhan cinta
Kandemeng 26.05.2008
Tentang Pelayaran
: buat Lili’ teman pelayaranku
Oleh : Salahuddin
dengarkah kau sirine itu,
sebuah bunyi penanda cerita awal pelayaranku
yang paragrafnya diawali
desau angin buritan dan gerimis
Kuceritakan pada senja
tentang laut dan lumba
tentang kompas yang hilang
dan pelabuhan yang samar.
Tahukah kau?
semuanya tentang rasa dilautan itu
tentang hati juga
tentang takjub
kukatakan pada laut kelak aku akan kembali berlayar
untuk menjangkar dirasamu...
Mamuju 24-12-2009
Sande’
: dan akhirnya
untuk Ridwan Alimuddin
Oleh : Salahuddin
darimu melesat do’a-do’a membentur langit,
hingga langit pecah menjadi segerombol angin
yang mengawal layarmu sibak lautan
pelautmulah yang mahir membisik badai
memainkan gelombang
dan menari dihamparan buih memutih
lalu menerjang karang hingga berhamburan
oo sande’...
di mandar kau lahir
dan di gisirang lautan kau taklukkan
Mandar 27-01-2010
Keterangan;
gisirang: kayu kemudi perahu sande’
Dimana
Oleh : Salahuddin
Oleh : Salahuddin
baginya semua halal
aku ragu ia bertuhan
mirip betul dengan hewan
tak kenal rakyat
aku ragu ia manusia
tak bisa adil
lalu?
lalu dimana dia simpan Pancasila
Tinambung 22.05.2008
Nurani
Oleh : Salahuddin
Oleh : Salahuddin
Katakata itu tergeletak di trotoar jalan
bermain asap ban bekas
Keras melayang tanpa mesin
Mendarat, menghantam tanpa tanya
Negeri berontak
Katakata itu geram lalu berteriak
Dimana nuranimu...
Tinambung 21.05.2008
Gelap
Oleh : Salahuddin
pekat
hitam, kemana putih
putih kemana
gelap, kemana terang
terang kemana
kemana cahaya
cahaya kemana
aku tak bisa melihat-mu
beri aku cahaya-mu
Tinambung 20-05-2008
Got Depan Rumahku
Oleh : Salahuddin
Oleh : Salahuddin
Hujan membuat got depan rumahku kembali meluap
Kaleng susu dan plastik bekas bertumpuk disana,
menyumbat got itu
Seorang ibu menangis memeluk anaknya
yang sudah kaku
lalu jenasahnya dimandikan dari tampungan air hujan
Sebab kran air sudah lama tidak mengalir
Bekas air jenasah itu mengalir ke got depan rumahku,
Menggenang disana bersama air hujan kaleng susu dan plastik bekas
Hujanpun reda,
Di Got itu tampak jentik saling berkejaran dan bercanda
Jentik itu tak tahu bahwa di got tempatnya bermain,
Ada air mata seorang ibu disana
Tinambung 20 Februari 2010
Tanah Mandar
Oleh : Salahuddin
Oleh : Salahuddin
di
tanah mandar,
puisiku
lahir lalu belajar berjalan
tempat
harapan kumukimkan
bersama
pagi dan matahari
di
tanah mandar,
puisiku
kubesarkan
lalu
kuajari tutur yang sopan diantara katakata
juga
kisruh para penyair
di
tanah mandar,
puisiku
mulai menua
tapi
belum melahirkan kata menjadi puisi
Tinambung 5 Maret
2010
Jendela
Oleh : Salahuddin
Oleh : Salahuddin
sudah
30 tahun akrab dengan sepi
dan
gadis itu masih saja menatap dari jendela
genangan
kenangan yang beriak
menelantarkannya
keruang sunyi
menyepi
dalam sepi
di
jendela itu,
masih
ada gadis disana.
Bersama sepi dipeluk sunyi
Tinambung 5 maret 2010
Pesan
(untuk alm. punding)
Oleh : Salahuddin
Oleh : Salahuddin
anakku
kisahkan
sarung tenunan ibumu,
yang
helaian sutranya cinta dan kesetiaan
ceritakan
tentang garisgaris senja disana,
tempat
lelakinya merindu pagi bersama harapan
tempat
ia berdo’a menancapkan matanya
anakku
temanilah
ibumu menenun sarung
jika
kelak aku berlayar menujunya
karena
lautan sebagaimana aku adalah milik-nya
anakku
ingatlah,
moyangmu itu pelaut
yang
di dadanya lautan itu mengeras
Langnga/Tinambung 2002/ 2010
Tikam
Oleh : Salahuddin
Oleh : Salahuddin
aku mengamuk
serupa tawon
lalu kutikam kau dengan jembiah
selesaikan saja puisimu
karena mandar adalah puisi yang selalu selesai…!!!
Mandar 2010
Risalah Cinta
Oleh : Salahuddin
Oleh : Salahuddin
lihatlah
kamboja yang bermekaran,
dan rembulan yang merah saga
disini
liriklirik cinta dari rahim bidadari kutembangkan.
bersama
hening yang ku eja untuk menemukanmu
sebab
diammu juga pilihan
disini
sungai mandar masih mengalir
memuara
di rimbun rindu
kupersembahkan
risalah cinta ini
untuk
mahar sang majnun dalam pusara air mata
Mandar
9 Maret 2010
0 komentar:
Posting Komentar
terima kasih atas komentar anda
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.